iklan Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat, Sartono Hutomo
Anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat, Sartono Hutomo

“Terkait protes China terkait pengeboran minyak di Laut Natuna, sebagai wakil rakyat saya mendorong sikap tegas pemerintah, karena ini terkait 2 hal sekaligus. Pertama ini terkait kedaulatan negara dan kedua terkait kedaulatan energi,” ujar Sartono kepada Fin.co.id, Jumat (3/12/2021).

Sartono menegaskan, dua hal tersebut tidak untuk dinegosiasikan, tetapi untuk dipertahankan. Ia menyebut pemerintah harus memanfaatkan momentum Presidensi G20 untuk memperjuangkan yang memang seharusnya menjadi hak Indonesia.

“Ketegasan kita terhadap China harusnya sekarang menjadi momentum karena Indonesia selama setahun kedepan menjadi Presidensi G20. Sehingga perlu menegaskan sikap terkait batas negara di forum tersebut,” tegasnya.

Indonesia sendiri sebelumnya  menekankan bahwa bagian ujung selatan dari Laut China Selatan merupakan zona ekonomi eksklusifnya di bawah Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) tentang Hukum Laut dan menyebutnya sebagai Laut Natuna Utara tahun 2017. Namun demikian China keberatan dengan perubahan nama itu dan bersikeras menyatakan jalur perairan itu berada dalam klaim teritorialnya di Laut China Selatan yang ditandai dengan ‘sembilan garis putus-putus’ berbentuk huruf U — batas yang dinyatakan tidak memiliki dasar hukum oleh Pengadilan Arbitrase Permanen di Den Haag tahun 2016 lalu.

“Itu (surat dari China-red) sedikit mengancam karena itu menjadi upaya pertama diplomat-diplomat China mendorong agenda sembilan garis putus-putus mereka terhadap hak-hak kami di bawah Hukum Laut,” ucap Farhan kepada Reuters. (git/fin)


Sumber: www.fin.co.id

Berita Terkait



add images